Festival Pesona Pasar Tradisi
Silaturahmi Lebaran


Seni Pertunjukan, Pameran, Workshop
Pasar Gede, Pasar Kembang,  Pasar Triwindu
Solo, 8 - 10 Juli 2016


Pasar tradisi merupakan rahim sebuah kota. Sebuah tempat yang tanpa henti menjaga dan membesarkan warganya tanpa kecuali. Ia bagaikan seorang ibu, yang dengan kasih dan kesabaran, terus menerus menjaga warganya. Kerinduan pada pasar rakyat, adalah kerinduan pada ibu kita. Pasar adalah tempat terselenggaranya silaturahim.

Sebagai rahim sebuah kota, maka di pasarlah terselenggara produksi dan reproduksi, kreasi dan rekreasi, pemberian dan penerimaan. Pada pasarlah, sebuah kota dilahirkan dan disegarkan kembali. Dalam keramaian dan kesunyiannya, pasar mempertemukan dan memisahkan kita, dan dengan kesabarannya selalu memanggil kita kembali.

Festival Pesona Pasar Tradisi yang diselenggarakan dalam suasana lebaran ini, bertujuan untuk meneguhkan silaturahim antara kita, antara warga, antara persaudaran tanpa kecuali.

Berbagai kegiatan yang akan menyemarakan suasana pasar kita, antara lain silaturahmi warga, tumpengan, pameran rupa, pertunjukan seni, fashion, lokakarya dan sarasehan.

Ada empat pameran yang akan menjumpai warga di tiga pasar selama tiga hari.

Market of Smile. Pameran fotografi wajah wajah warga pasar yang membangun dan menjaga spirit kotanya. Senyuman tersembunyi yang dijaga para warga, merupakan sukma sebuah kota. Sepanjang selasar tiga pasar ini, kita akan disuguhkan ribuan wajah wajah yang sehari hari kita kenal dalam bentuk karakternya yang intim.

Badak Badak Besur. Atau The Great Java Story : Last Sigh of Rhino. Sebuah pameran instalasi Pertunjukan diselenggarakan di Pasar Gede. Mengisahkan perjalanan agung seekor badak yang membawa masa lalunya ke masa depan. Bersandar pada peristiwa nyata pada abad ke 16, saat Badak dianggap sebagai hewan eksotis yang menjadi simbol persembahan dan penaklukan kolonialisme. Sebagaimana pasar tradisi, badak adalah benda eksotis, yang dengan caranya sendiri menjaga rantai kehidupan. Pertunjukan memikat ini mengajak kita untuk merenungkan makna daya tahan dan kepunahan. Seniman Bambang Besur akan menemani penjelajahan ini melalui suara suara purba.

Pameran karya klasik THE TEMPLE OF FLORA  karya Robert John Thronton pada tahun 1799, sebuah karya klasik gaya pelukisan dan pemujaan bunga. Pameran ini justru menumbuhkan kesadaran betapa mempesonanya pasar Kembang, sebagai monumen hidup. Tempat yang sakral dimana  bunga, sebagai simbol dan perantara  dari yang hidup dan mati, dijaga dalam dunia sehari-hari.

Sementara di Pasar Triwindu, kita akan berjumpa dengan Theatre of Memory. Dimana ingatan dan hasrat melawan lupa dihadirkan dalam bentuk artistik. Warga Triwindu, dengan caranya sendiri, menghadirkan kembali dunia rekaan yang disusun kembali sebagai ruang publik.